Profil Profil Said Agil Siradj Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) 2010-2015

KH. Said Aqil Siradj

KH. Said Aqil Siradj

Said Aqil Siraj akhirnya terpilih menjadi Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 2010-2015 lewat Muktamar ke-32 Nahdlatul Ulama (NU) di Asrama Haji Sindiang, Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (27/3) malam. Said unggul dengan perolehan 294 suara dari rivalnya Slamet Effendi Yusuf yang mendapat 201 suara. Sebelumnya, KH Sahal Mahfudz, terpilih menjadi Rais Aam PBNU.

Selama penghitungan suara berlangsung, pendukung kedua kubu terus menyemarakkan suasana. Pendukung Said dan Slamet terus memekikkan kalimat ‘Allahu Akbar’ saat kedua nama jagoan mereka disebut. Said Aqil Siraj dan Slamet maju ke putaran kedua setelah memperoleh masing-masing 178 suara dan 158 suara. Keduanya dianggap memenuhi syarat untuk maju dalam putaran kedua pemilihan calon ketua umum PBNU.

Dalam tata tertib muktamar seorang calon harus mengumpulkan 99 suara untuk ditetapkan sebagai calon ketua umum. Sementara itu, Sholahuddin Wahid (Gus Solah) hanya mendapatkan 83 suara, Ahmad Bagja (34), Ulil Absar Abdala (22), Ali Maschan Moesa (8), Abdul Aziz (7), Masdar Farid Mas’udi (6). Mereka gagal memperoleh angka 99 suara dari muktamirin sehingga tidak bisa mengikuti putaran kedua.

Dalam postingan kali ini ruanghati.com menyajikan tentang profil Ketum PBNU yang baru saja terpilih tersebut, mari kita simak bersama.

Nama : Prof Dr KH Said Agil Siradj
Nama lengkap : Said Aqil Siradj
Nama istri : Nur Hayati Abdul Qodir
Nama Anak:

1. Muhammad Said Aqil
2. Nisrin Said Aqil
3. Rihab Said Aqil
4. Aqil Said Aqil

Tempat dan tanggal lahir: Cirebon, 03 Juli 1953
Hobby: Membaca, Silaturrahmi dan Ibadah
Riwayat Pendidikan

– Pendidikan Formal
1. S1 Universitas King Abdul Aziz, jurusan Ushuluddin dan Dakwah, lulus 1982
2. S2 Universitas Umm al-Qura, jurusan Perbandingan Agama, lulus 1987
3. S3 University of Umm al-Qura, jurusan Aqidah / Filsafat Islam, lulus 1994

– Non-Formal

1. Madrasah Tarbiyatul Mubtadi’ien Kempek Cirebon
2. Hidayatul Mubtadi’en Pesantren Lirboyo Kediri (1965-1970)
3. Pesantren Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta (1972-1975)
– Pengalaman Organisasi

1. Sekertaris PMII Rayon Krapyak Yogyakarta (1972-1974)
2. Ketua Keluarga Mahasiswa NU (KMNU) Mekkah (1983-1987)
3. Wakil Katib ‘aam PBNU (1994-1998)
4. Katib ‘aam PBNU (1998-1999)
5. Penasehat Gerakan Anti Diskriminasi Indonesia (Gandi) (1998)
6. Ketua Forum Komunikasi Kesatuan Bangsa (FKKB) (1998-sekarang)
7. Penasehat Pusat Kajian Timur Tengah dan Islam UI (1998-sekarang)
8. Wakil Ketua Tim Gabungan Pencari fakta (TGPF) Kerusuhan Mei 1998 (1998)
9. Ketua TGPF Kasus pembantaian Dukun Santet Banyuwangi (1998)
10. Penasehat PMKRI (1999-sekarang)
11. Ketua Panitia Muktamar NU XXX di Lirboyo Kediri (1999)
12. Anggota Kehormatan MATAKIN (1999-2002)
13. Rais Syuriah PBNU (1999-2004)
14. Ketua PBNU (2004-sekarang)
– Profesional Kegiatan

1. Tim ahli bahasa indonesia dalam surat kabar harian Al-Nadwah Mekkah (1991)
2. Dosen di Institut Pendidikan Tinggi Ilmu Alquran (PTIQ) (1995-1997)
3. Dosen pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (1995-sekarang)
4. Wakil Direktur Universitas Islam Malang (Unisma) (1997-1999)
5. MKDU penasihat fakultas di Universitas Surabaya (Ubaya) (1998-sekarang)
6. Wakil ketua dari lima tim penyusun rancangan AD / ART PKB (1998)
7. Komisi member (1998-1999)
8. Dosen luar biasa Institut Islam Tribakti Lirboyo Kediri (1999 – sekarang)
9. Majelis Permusyawaratan Rakyat anggota fraksi yang mewakili NU (1999-2004)
10. Lulusan Unisma direktur (1999-2003)
11. Penasehat Masyarakat Pariwisata Indonesia (MPI) (2001-sekarang)
12. Dosen pascasarjana ST Ibrahim Maqdum Tuban (2003-sekarang)
13. UNU Dosen lulusan Universitas NU Solo (2003-sekarang)
14. Lulusan Unisma dosen (2003-sekarang)
15. Ketua Umum Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) 2010-2015

Semoga NU dibawah kepemimpinan Prof Dr KH Said Agil Siradj mampu lebih maju dan menjadi Ormas Keagamaan kelas dunia yang memberikan kontribusi pada kemaslahatan umat lebih besar.

52 thoughts on “Profil Profil Said Agil Siradj Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) 2010-2015

  1. Kalo dia salah apa anda benar?namanya juga manusia ada sisi baik dan buruknya turutilah ketika dia berbuat baik dan ketika dia salah jangan menghardik doa kan lah kalau belum anda bisa menasihatinya haturnuhun

  2. Ping balik: Said Aqil Siradj, Sampeyan Muslim? | Just Shared on Tel-U

  3. Ping balik: Kyia Said, Sampeyan Muslim..? | the friday man..

  4. Ping balik: Profil Profil Said Agil Siradj Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) 2010-2015 | BERBAGI DENGAN KAWAN

  5. islam itu bukan hanya dilihat dr cara berpakaian tp yg lbh penting adalah pd perilaku mereka, banyak yg berkerudung tp rok bawahnya melorot………………

  6. Ping balik: Said Agil Siradj Tokoh Perubahan Republika 2012?

  7. Hentikan Stigma Said Agil Siraj pada Muslim Berjenggot & Jidat Hitam

    Jakarta (voa-islam) – Setiap kali bicara soal Salafi-Wahabi, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. Said Agil Siraj tidak bosan-bosannya melontarkan stigma tajam terhadap sosok muslim yang berjenggot panjang, berjidat hitam, bergamis, dan bercelana cingkrang (isbal).

    Mengherankan, bicara soal radikalisme dan terorisme, kenapa sampai harus menyindir, mencela dan menyudutkan identitas Muslim yang sesungguhnya disunnahkan Rasulullah Saw. Entah kenapa, seorang Said Agil Siraj menjadi alergi dan anti terhadap sosok muslim berjenggot panjang, jidat Hitam, hingga celana cingkrang? Apa hubungannya identitas muslim itu dengan radikalisme, terlebih terorisme.

    Ketua PBNU itu mengatakan, berjenggot panjang, memakai sorban dan bercelana di atas tumit, itu bagus. Tapi hal-hal yang bersifat simbolik itu tidak cukup untuk dinilai bahwa dia telah mengamalkan ajaran Islam.

    “Ulama terdahulu, seperti Imam Syafi’I, al-Ghazali, Ibnu Sina, dan sejumlah tokoh Islam terkemuka lainnya juga punya jenggot panjang dan memakai sorban. Namun, sekali lagi, Islam tidak cukup hanya dengan jenggot dan sorban saja. Sebab, ajaran Islam sangat luas dan tidak bisa diwakili hanya dengan simbol belaka,” kata Kiai Said.

    Tentu kita sepakat, bagi seorang muslim, keimanan yang hanya dibalut dengan simbol-simbol tidaklah cukup. Orang yang telah beriman harus disempurnakan dengan amal dan ibadah yang baik, serta perilaku yang terpuji (akhlakul karimah). Tapi, satu hal, KH. Said Agil Siraj tak perlu mengucapkan berkali-kali, hingga tanpa ia sadari ataupun disadari, sesungguhnya ungkapannya yang terkesan tendensius itu pada akhirnya dapat membentuk opini publik, seolah seorang muslim yangberjenggot, jidat hitam dan celana cingkrang itu identik dengan Salafi-Wahabi, kelompok Islam Ekstrem, dan berbagai stigma buruk lainnya.
    Dikatakan Said Agil, simbol adalah kulit yang siapapun bisa melakukannya, hingga orang jahat sekalipun bisa menyerupai itu dengan mudahnya. Jangan sampai dengan simbol kita terpancing untuk menjustifikasi bahwa seseorang itu muslim puritan atau abangan.

    Perlu juga diketahui, kiai! Kini, banyak seniman dan musisi yang berjenggot lebat. Bukan hanya yang muslim, tapi juga non muslim. Jadi ukuran Salafi bukanlah terletak pada jenggot, gamis panjang, atau pun celana cingkrang.

    Seperti kita ketahui, kelompok gerakan dakwah Islam seperti Jamaah Tabligh, HASMI, Jamaah Ansharut Tauhid (JAT), Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) dan kelompok islam lainnya punya identitas yang sama. Mereka tidak suka dengan sebutan Salafi Wahabi. Dengan demikian, Ketua PBNU hendaknya tidak men-generalisir, ataupun hantam kromo, tentang siapa Salafi Wahabi yang dimaksud. Apalagi sampai melontarkan stigma tajam terhadap muslim yang berjenggot, jidat hitam, dan celana cingkrang.

    Kebencian terhadap simbol-simbol Islam akan terus bergulir. Setelah pesantren, jenggot, cadar, gamis, celana cingkrang, nama berbau Arab, jamaah masjid, besok apalagi? Sejatinya umat Islam tidak gentar dengan stigma tersebut. Mereka sangat ingin kita menanggalkan identitas keislaman dan akidah ini. Maka, terus pertahankan identitas itu dan menjaga agama ini (Dinul Islam).

    Mulai detik ini, hentikan stigma terhadap Muslim berjenggot, jidat hitam, celana cingkrang, bergamis dan bersorban! Sungguh stigma itu sangat menyakitkan hati kaum muslimin dan mengakibatkan rusaknya ukhuwah Islamiyah.

    • ” Wahai Rasulullah, orang ini memiliki semua bekas ( atsar ) dari ibadah-ibadah sunnahnya: matanya merah karena banyak menangis, wajahnya memiliki dua garis di atas pipinya bekas airmata yang selalu mengalir, kakinya bengkak karena lama berdiri sepanjang malam ( tahajjud ) dan janggut mereka pun lebat…”
      Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menjawab , ” camkan makna ayat ini : qul in’kuntum tuhib’būnallāh fattabi’unī – ” Katakanlah : ” Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”Khalid bin Walid bertanya, ” Bagaimana caranya ya Rasulullah ?” Nabi shallallahu alaihi wasallam menjawab, ” Jadilah orang yang ramah seperti aku, bersikaplah penuh kasih, cintai orang-orang miskin dan papa, bersikaplah lemah-lembut, penuh perhatian dan cintai saudara-saudaramu dan jadilah pelindung bagi mereka.” ( HR. Imam Muslim ).

      ” Wahai Rasulullah, Islam manakah yang lebih utama ?”, Beliau menjawab, ” Yaitu orang yang membuat kaum muslimin yang lain selamat dari gangguan lisan dan tangannya.”
      ( HR. Imam Bukhari ).

      ” Sesungguhnya orang yang paling baik diantara kalian adalah yang paling baik budi pekertinya.”
      ( HR. Imam Bukhari dan Muslim ).

  8. opoketua NU iku lah wong edan,,,mosok ceramah menghina Sunnah ,aku denger sendiri rekamanya…astagfirullah….nabi saja gak pernah menghina orang di luar islam….eh malah kyai goblok berani menghina sunnah….kalau tidak segera bertobat mari kita lihat saja ketika hari kematianya…….kalau dia memang belum faham ya semoga Allah beri faham,tapi kalau dia sudah tau kok malah menghina sunnah spt cadar gamis surban dll….lihat saja matinya nanti……..

Tinggalkan Komentar